PROFESI SATPAM I Pelatihan Security merupakan lumbung kekuatan dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan Security di lingkungan kerja? Secara harfiah pelatihan dapat di artikan sebagai proses pemberian ilmu kepada sumber daya Security dengan kebutuhan tertentu.
Kebutuhan pelatihan Security dapat dikategorikan seperti pelatihan dasar Security, shoft skill, hard skill, technicall slill, specialize, advance Security, dan keilmuan yang berhubungan dengan kegiatan Security lainnya, ini bagian menentukan analisa pelatihan berdasarkan posisi atau jabatan Security.
Konsep pelatihan Security modern sangat berhubungan dengan perkembangan teknologi yang melibatkan beberapa aspek terutama sumber daya, perangkat, aplikasi, prosedur maupun sistem yang akan digunakan dalam menerapkan konsep pelatihan tersebut.
Selain konsep pelatihan, penting juga diperhatikan sistem integrasi yang berbasis e-learning sebagai alternatif meleknya dunia digital dan teknologi dengan design pelatihan secara komprehenshif yang bisa diakses oleh semua pihak Security “kapanpun dan dimanapun” bisa belajar dari setiap materi
yang telah di design.
Berikut gambaran konsep integrasi dalam mengembangkan pelatihan modern di tengah canggihnya di era digital baik saat ini maupun kebutuhan di masa akan datang:
Curriculum and Syllabus:
Konsep dasar dalam dunia pelatihan kurikulum dan silabus menjadi patokan utama sebelum mendistribusikan materi pelatihan Security, yang ditetapkan berdasarkan TNA (Training Need Analysis) atau LNA (Learning Need Analysis) yang mana analisa kebutuhan training mencakupi dari berbagai macam aspek.
Aspek yang sering menjadi sorotan sebelum menjadi kurikulum dan silabus adalah kemampuan sumber daya Security, pengetahuan internal dan eksternal, ruang lingkup pekerjaan berdasarkan segmentasi tertentu, penggunaan teknologi dan digitalisasi Security,komunikasi dan pelayanan terhadap pelanggan, tingkat kedisiplinan dan kesadaran, regulasi dan kebijakan pemerintah dan perusahaan, dan lain sebagainya.
Dari analisa kebutuhan training bisa menjadi panduan dalam membuat kurikulum dan silabus serta mendesign kembali materi pelatihan yang sesuai dengan kondisi sumber daya Security dan lingkungan kerja, istilahnya pelatihan itu mengobati orang yang sakit kepala harusnya diberikan obat sakit kepala jangan sebaliknya orang sakit kepala diberikan obat sakit perut.
Jadi, selanjutnya tetapkan rencana pembelajaran secara menyeluruh dengan mempertimbangkan banyak hal seperti waktu training, training modul , instruktur, peralatan dan perlengkapan training, motede training, tempat training, teori dan praktik selama pelaksanaan training, sistem evaluasi training, dan hal teknis lainnya.
Training Administration :
Hal mendasar dalam menerapkan administrasi training agar mempersiapkan seperti prosedur training, business process training, dan intruksi kerja dalam pelaksaaan training, serta administrasi training lainnya seperti form absensi training sampai dengan form evaluasi training level 3.
Administrasi training menjadi bahan data dan dokumen sebelum, selama dan sesudah dalam kegiatan training yang menjadi kewajiban untuk di implementasi yang menjadi bahan bukti ketika dibutuhkan saat menghadapi audit baik internal maupun eksternal contoh hasil penilaian evaluasi pre test dan post tes, report training, dan hasil temuan dan perbaikan setelah Security diberikan training.
Mandatori lainnya yang tidak kalah penting juga dipersiapkan adalah “standar kompetensi Security, skill matrix Security, matrix kompetensi Security, job kompetensi Security, dan lain sebagainya. Fokusnya adalah bagaimana administrasi training menjadi kelengkapan training Security berdasarkan tingkat profesionalitas dalam mengelolah sumber daya Security terutama kegiatan pelatihan dan pengembangan Security Indonesia.
Management Support:
Kegiatan pelatihan Security jika tidak berkolaborasi di setiap management team terutama yang terlibat maka pelatihan tidak berjalan dengan baik seperti di tinjau dari kebutuhan biaya pelatihan, hal ini menjadi pokok pembahasan sebelum pelaksanan training Security diberikan.
Biaya pelatihan meliputi akomodasi, transportasi, peralatan, soevenir, penyediaan sertifikat, biaya trainer eksternal jika diperlulan, dan biaya pelatihan Security lainnya. Tidak hanya biaya penting juga dari tinjauan evaluasi, pengawasan serta pelaporan perkembangan kemampuan Security setelah diberikan pelatihan.
Orientasi keterlibatan management support harus memberikan keuntungan positif bagi perusahaan baik berupa material maupun non material seperti brand dan reputasi perusahaan, meningkatkan kepuasaan pelanggan karena pelatihan Security yang terus dibangun sebagai pondasi utama, serta menganggap bahwa pelatihan itu penting?
Learning Management System (LMS):
Zaman era digital sudah seharusnya Security Indonesia melek dengan digitalization training terutama dari pihak pengelolah “Training Security” atau manajemen yang bertanggung jawab terhadap sumber daya Security yang bekerja di perusahaannya masing-masing.
Kepentingan bisnis dalam mengelolah Learning Management System (LMS) menjadi daya saing tersendiri bila ditinjau dalam menghadapi persaingan dengan bisnis yang sama. Moderenisasi dalam hal pengembangan sumber daya Security secara berdasarkan rencana pembelajaran yang sudah di design sebelumnya.
Kunci perusahan yang maju dan berkembang sudah seharusnya menetapkan pelatihan Security secara e-learning, yang bisa di akses “kapanpun dan dimanapun” bisa belajar secara online yang lebih pleksibel untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang Security.
Tools and Equipment:
Dalam kegiatan pelatihan dan pengembangan membutuhkan peralatan dan perlengkapan yang memadai baik yang disediakan pihak perusahaan dan pengelolah pelatihan lainnya maupun yang dipersiapkan oleh individu trainer atau sebagai pemberi materi training tersebut.
Peralatan dan perlengkapan training dengan standar yang ditetapkan dan berdasarkan kebutuhan perusahaan yang mengelolah training Security, dapat dikategorikan beberapa subjek training terutama dadi kebutuhan, proses, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, perbaikan hasil training yang telah diberikan.
Oleh sebab itu, peralatan dan perlengkapan bagian penting untuk melengkapi fasilitas penunjang demi kelancaran dalam keberlangsungan pelaksanaan training Security. Kesadaran peralatan dan perlengkapan training Security biasanya menjadi pertimbangan bagi pengelolah atau manajemen terkait.
Qualification Intructors:
Sehebat apapun manajemen training Security jika tidak di dukung pelatih yang profesional makan pelatihan tidak akan bertahan lama atau tetap berkelanjutan di masa akan datang, apalagi para pelatihan tidak pengembangan diri baik dari perusahaan maupun dari individu masing-masing.
Pengalaman, pendidikan dan sertifikasi pelatihan menjadi syarat mutlak untuk menjadi komitmen bahwa trainer tolok ukur atau terlaksannya pelatihan Security tersebut, oleh karenanya tingkat pemahaman mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap kemajuan dan perkembangan Security yang mengikuti pelatihan.
Dalam pelaksanaan training baik sebelum, selama dan sesudah training seorang pelatih mempunyai inisiatif, ide dan inovasi terhadap training secara komprehenshif karena untuk memperbaiki kualitas hasil training yang telah dilaksanakan seperti proses, prosedur, sistem, sumber daya, fasilitas, dan lain sebagainya.
Dari keenam konsep integrari di atas merupakan gabungan analisa dan pengalaman dalam mengelolah pelatihan Security, namun yang paling penting bisa memberikan inovasi dengan perubahan yang sangat dinamis. Jadi pelatihan tidak menoton terhadap aturan perusahaan atau kebijakan lainnya.[]