PROFESI SATPAM I Implikasi kepatuhan Security Indonesia menjadi bahan evaluasi dari waktu ke waktu terutama regulasi dan kebijakan praktik di lingkungan kerja dengan perkembangan dan perubahan situasi ekonomi, sosial, politik, keamanan, dan global yang sangat dinamis?
Impact dari kepatuhan akan menghambat tingkat profesional dalam mengelolah bisnis Security baik masa sekarang maupun masa akan datang, terutama menghadapi persaingan dengan bisnis yang sama yakni “Security”.
Ditinjau dari pemberian upah Satpam masih perlu pembinaan, pengawasan dan perbaikan dari sisi kesejahteraan Satpam. Meskipun dari pemerintah sudah menetapkan sesuai dengan kebijakan standar upah minimum, terkadang masih ada pihak yang belum menjalankan kebijakan tersebut.
Hal yang mendasar “begini”? pihak penyedia jasa Security yang memperkerjakan Security dengan membayar gaji di bawah standar UMP/UMK, sedangkan pihak pengguna jasa Security mencari harga Security yang sangat terjangkau alias murah sesuai dengan budget perusahaan masing-masing.
Dengan alasan budget, hampir seluruh pengguna jasa Security memilih Security yang murahan tanpa mempertimbangkan risiko pengamanan jangka panjang “hanya sebagai syarat, yang penting ada Security di tempat kerja” pandangan ini syukur-syukur dari pengguna jasa Security tidak banyak komplain atau banyak mintanya?
Indikator kepatuhan yang bisa dijadikan Standar Security Complaince berdasarkan analisa dan pengalaman di bidang pengamanan Security dengan mempertimbangkan “hipotesa awal” sebagai perbandingan dari perspektif kegiatan bisnis Security di Indonesia.
Analisa Berdasarkan Standar UMP/UMK:
Seperti yang di uraikan diatas, bahwa perusahaan yang patuh terhadap regulasi “maka secara otomatis akan memperkerjakan karyawannya” yakni Security, layaknya sebagai karyawan pada umumnya dengan pembayaran upah sesuai UMP/UMK.
Namun, pada implementasinya masih dijumpai beberapa Security pembayaran gajinya belum sesuai standar pemerintah “dibawah UMP/UMK artinya dibalik ini semua terjadi ketidaksesuaian yang belum memanusiakan Security, menjadi dilema juga bagi petugas Security karena untuk kebutuhan keluarga dan kepentingan kehidupan lainnya.
“Alhasil tetap menjalankan tugas dan pekerjaan” sesuai dengan intruksi dari penyedian jasa Securiy, walaupun secara penghasilan setiap bulannya belum sesuai regulasi tersebut, seperti buah simalakama “bekerja dengan standar upah dibawah UMP/UMK atau tidak bekerja tanpa penghasilan.
Terkadang dari faktor bisnis Security akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis yang sehat karena kesadaran untuk mematuhi regulasi Bisnis Security. Meskipun sadar bahwa prinsipnya belum patuh terhadap regulasi, stakeholder manapun yang berhubungan dengan bisnis Securit penting juga memikirkan kepatuhan dan peraturan demi keberlangsungan Security karena “Security menjadi alat untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Security.
Analisa Berdasarkan Biaya:
Seperti diketahui bahwa potensi-potensi biaya yang di anggarkan untuk bisnis Security tidaklah sedikit, karena mulai dari penyediaan sumber daya Security sampai dengan mendapatkan proyek, semua membutuhkan biaya untuk proses menjadi Security yang profesional terutama dari pelatihan Security dan tender yang sehat terhadap manpower Security.
Untuk menciptakan Security yang dapat dihandalkan membutuhkan biaya pelatihan dan pengembangan Security, tidak hanya pelatihan dasar seperti Gada Pratama, Gada Madya, Gada Utama. Pelatihan lain yang memerlukan biaya bisa juga sebagai persyaratan tender seperti “Security Risk Assessment, Investigasi, K3 Umum, dan lain sebagainya”.
Intinya biaya tersebut, bagian dari kepatuhan dalam mengelolah bisnis Security? Ditinjau dari sisi lain sebagai bahan pertimbangan perusahaan terutama pengguna jasa Security dengan berbagai macam kegiatan Security yang berhubungan pihak-pihak yang berkepentingan seperti user, asosiasi, pemangku regulator, dan lain sebagainya.
Kemungkinan-kemungkinan biaya yang akan dikeluarkan diantaranya “pengurusan surat rekomendasi Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP), biaya koordinasi, proses tender Security, kelengkapan syarat Security, perpanjangan SIO dan surat lainnya, persiapan audit Security eksternal, uang terima kasih, biaya-biaya lainnya.
Tanda kutip? Kebutuhan biaya-biaya pengeluaran keagiatan Security menjadi bahan pertimbangan supaya tidak terjadi pelanggaran dan penyimpangan disengaja untuk kepentingan bisnis “ini besar kemungkinan terjadi” namun yang namanya Security complaince pasti menilai dari aspek kepatuhan dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan.
Pertanyaan berikutnya? Apakah semua kepatuhan dilaksanakan dan dijalankan secara profesional “tentunya tidak” yang namanya menjalankan bisnis Security pasti ada sesuau atau biaya yang dikeluarkan “dibelakang layar” dengan tujuan semua proses kegiatan bisnis Security tanpa hambatan dan tantangan yang signifikan.
Budaya kepatuhan ini menjadi mata rantai yang perlu di perbincangkan terutama pihak yang mengelolah bisnis Security “Security perusahaanya Internasional, Security perusahaanya lokal, Security dikelolah asosiasi, Security dikelolah pemerintahan, Security dikelolah lingkungan, dan jenis perusahaan Security lainnya”.
Semoga dengan kepatuhan, Security Indonesia semakin profesional dengan mentaati seluruh regulasi yang berkaitan dengan Security serta menjalankan kebijakan dan peraturan yang sehat baik sekarang sampai dengan masa akan datang.