PROFESI SATPAM | Security awareness pada umumnya “Kesadaran Pengamanan” yang meliputi hanya beberapa aspek diantaranya kesadaran terhadap teknologi yang digunakan dalam ruang lingkup pengamanan di tempat kerja, seperti contoh CCTV, alarm system, komputerisasi, digital, internet, dan jenis yang lainnya.
Dalam kesempatan ini penjelasan Security awareness akan menggabungkan dari sudut pandang Sumber daya Security dengan objek yang berada di lingkungan kerja baik yang bergerak maupun benda diam atau benda mati, artinya kesadaran pengamanan tidak terbatas terhadap situasi dan kondisi yang diamankan.
Seperti contohnya begini, jika seorang Security melaksanakan patroli di kawasan area kerja tidak hanya SOP (Standar Operational Procedure) yang dijalankan, namun ada tingkat kepedulian yang perlu dipikirkan diluar dari tindakan Security yang biasanya dikerjakan secara konsisten atau boleh dikatakan bukan hanya itu-itu saja?
Berpikirnya normal namum dibatas kewajaran dan diluar yang dipikirkan oleh orang lain “meskipun seorang pemimpin tinggi-pun berpikir demikian” jauh dari 10 langkah lebih tahu dampak terhadap Security awareness “jika tidak dipahami atau memahami apa yang menjadi kesadaran pengamanan” secara komprehenshif.
Logika dari sebuah analisa dapat dijelaskan “mengapa harus melaksanakan kegiatan Patroli, bagaimana pengaruh hasil pelaksanaan Patroli, apa ada orang-orang yang akan mengganggu keamanan di area kerja tersebut, dan lain sebagainya”. Jadi, hasil diharapkan melampaui KPI Security yang ditetapkan oleh perusahaan baik dari penyedia jasa Security maupun sebagai pengguna jasa Security.
Lebih peka dan sensitif terhadap suara atau bunyi serta pergerakkan yang akan mempengaruhi gangguan keamanan baik dari internal maupun dari eksternal, jangan menilai semuanya aman terkendali dan menganggap semuanya biasa-biasa saja, justru dibalik itu semua tetap waspada terhadap hal-hal yang akan berdampak negatif di lingkungan kerja.
Mengutip dari cybsafe.com “menjelaskan statistik kesadaran pengamanan” yang ditinjau dari sudut pandang data penjelasan tentang pengalaman non fisik namun sangat berhubungan dengan pengamanan fisik diantaranya sebagai berikut:
#1. 70% pelanggaran data melibatkan unsur manusia pada tahun 2023.
#2. Rata-rata biaya pelanggaran data pada tahun 2022 hanya di bawah $4,35 juta . Itu adalah angka tertinggi sepanjang masa.
#3. Hanya 1 dari 9 bisnis (11%) yang menyediakan program kesadaran keamanan siber kepada karyawan non-siber pada tahun 2020.
#4. 1 dari 3 pelanggaran data melibatkan phishing.
#5. 20% organisasi menghadapi pelanggaran keamanan akibat pekerja jarak jauh.
Kepentingan dan kebutuhan lain akan berdampak positif dan menghasilkan nilai terhadap berkelanjutan bisnis pengamanan masa akan datang, security awareness akan bekerja secara aktif untuk mencegah pelanggaran data dan serangan phising, menciptakan budaya pengamanan dilingkungan kerja.
Selain itu juga untuk memperkuat pertahanan siber teknologi terhadap ancaman siber, menyakinkan pelanggan dalam mengelolah bisnis Security, memenuhi persyaratan Kepatuhan, meningkatkan tanggung jawab sosial organisasi dan meningkatkan kesejahteraan Karyawan lainnya yakni sumber daya pengamanan.
Kesadaran Security Secara Harfiah:
Kesadaran menurut “Anthony de Mello adalah memahami hal yang terjadi di dalam dan di luar diri Security”. Sehingga kesadaran dalam kegiatan pengamanan akan membawa kesuksesan bagi stakeholder terkait terutama dalam mengelolah manajemen Security yang lebih baik seperti dari konsep, strategi, dan lain sebagainya.
#1. Berpikir sebelum Bertindak : seorang Security dan jajarannya agar menjadi dasar utama sebelum menjalankan tugas dan pekerjaan, paham terhadap aktivitas pengamanan, jangan ceroboh atau asal bilang siap namun sebaliknya belum mengerti baik terhadap intruksi, informasi dan hal lainnya.
#2. Merenungkan sebelum Bereaksi: kemungkinan-kemungkinan terjadi atau ketidakpastian dilingkungan kerja menjadi bahan edukasi secara terbuka, bukan hanya pengalaman atau merasa senior “sehingga pekerjaan dinilai sudah seperti biasanya dan dianggap seolah-olah tidak penting” ini menjadi malapetaka dalam pikiran pengamanan jangka panjang.
#3. Melihat sesuatu Terjadi pada Orang Lain: Security jangan menghakimi atau memaksa serta menuduh bahwa semua orang sebagai pelaku kejahatan yang menjadi ancaman di tempat kerja baik sudah terjadi maupun yang belum terjadi seperti pada objek manusia, barang, bangunan, gedung, fasilitas, informasi dan hal lainnya.
#4. Jujur pada Diri Sendiri dan Mengakui Bahwa ada yang Tidak Beres: Tindakan Security segera memberikan respon jika mengalami kendala sebelum menjalankan tugas, mengamati seorang yang mencurigakan, kondisi letak barang tidak normal, merasa di intimidasi oleh oknum masyarakat umum lainnya, serta situasi bad mood terhadap Security itu sendiri.
#5. Memahami Rintangan yang Dihadapi: Menciptakan bahwa pekerjaan akan membawa kesuksesan, kebahagian, kebebasan dengan ikatan hubungan kerja terhadap pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, dan yang paling penting mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi baik sekarang maupun akan datang.
#6. Motivasi Bahwa Kesadaran Penting: Cahaya kesadaran datang dari seorang Security terletak pada bahwa dengan bekerja akan merubah kehidupan meskipun tidak membuat kaya, yang perlu digaris bawahi harus ikhlas dan bersyukur terhadap pekerjaan Security yang dijalani sebagai profesi mulia.
Kata-kata yang Muncul dari Security Terhadap Kesadaran di lingkungan Kerja:
Kebiasaan Security dalam menghadapi situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan baik sengaja maupun tidak sengaja, artinya hal yang sering diungkapkan dalam komunikasi namun itu semua seakan-akan diabaikan dalam praktik kerja setiap hari, berikut contoh kata-kata yang ucapkan:
#1. “Saya Masih Baru” : ini sering dilontarkan oleh Security ketika ditanya oleh customer atau pengunjung karena tidak mengetahui objek yang ditanya atau kurang pengetahun terhadap area kerja, maka yang paling mudah jawaban Security “maaf pak saya masih baru” ucap Security.
Solusinya bisa ditanyakan kembali kepada pimpinan atau pusat informasi, supaya tidak dijawab “Security tersebut masih baru”. Tidak mau tahu dan tidak mau belajar tentang produck knowledge di tempat kerja tersebut, itu pentingnya menanamkan kesadaran dan kepedulian nama dan letak yang berada di lingkungan kerja.
#2. “Maaf Bukan Tugas Saya” : yang pernah mengalami menjadi Security, ini terkesan masah bodoh dan sedikit apatis terhadap yang terjadi di lingkungan kerja contoh kecilnya ditemukan lantai basah dan banyak airnya kemudian customer atau user minta bantuan kepada Security untuk membersihkan lantai tersebut.
Solusinya security bisa menjawab, maaf pak sementara masih sedang bertugas saya akan berkoordinasi dengan team cleaning services atau memanggil pimpinan untuk memback uf karena plottingan kerja tidak bisa ditinggalkan, ada baiknya langkah ini dipahami juga oleh pihak kepentingan lainnya.
#3. “Itu Sudah Biasa” : ini menjadi kelemahan Security yang dianggap semua aman-aman saja karena tidak berpikir panjang seperti penumpukan barang di dalam tangga exit atau tangga darurat, karena pengetahuan kurang akhirnya itu hal yang sudah biasa dan sebelumnya sudah seperti itu juga.
Solusinya jangan menganggap bahwa hal sudah biasa aman dibiarkan begitu saja, karena sebaliknya belum tentu aman terhadap gangguan keamanan dilingkungan kerja, coba pikirkan jika terjadi keadaan darurat seperti gempa bumi, kebakaran dan jenis keadaan darurat lainnya.
Ketiga poin diatas bagian dari kesadaran yang disengaja akan mempengaruhi pengamanan meskipun hanya ucapan atau komunikasi oleh petugas Security, lebih baik diam mencari solusi dari pada menyampaikan tiga poin diatas? Oleh karena itu, harus tingkatkan kesadaran dari sisi pikian Security itu sendiri.[]