PROFESI SATPAM | 99 % tidak ada orang yang mempunyai cita-cita menjadi Satpam? Karena Satpam masih di pandang pekerjaan sebelah mata dan belum mempunyai masa depan yang lebih menyala kecuali mempunyai perusahaan Satpam?
Menurut penulis dari survey kecil-kecilan dari beberapa orang anak perantauan, bahwa menjadi Satpam itu bukan pilihan melainkan keterpaksaan karena ingin mencari kerja sulit didapatkan, oleh karena itu Satpam menjadi pilihan utama sebelum mendapatkan batu loncatan alias “jenis kerja yang lain”.
Tidak hanya ini, berdasarkan pengalaman pribadi bahwa tidak ada pilihan lain karena menjadi Satpam langkah terakhir untuk cepat bekerja “meskipun menjadi Satpam tidak mudah juga” terutama dari tinggi badan dan fisik harus terlihat prima dan profesional.
Konsep “Golden Circle“ ini sebagai motivasi dan gambaran bahwa pekerjaan Satpam harus di syukuri dan dinikmati sesuai hasil jerih payah yang sudah mengdapatkan penghasilan. Arti yang lain, tulisan ini untuk mengajak Satpam apapun pekerjaanya harus memahami “Why, How dan What” supaya fokus yang dilakukan mempunyai prinsip hidup yang terarah.
Konsep ini pertama kali “diperkenalkan oleh Simon Sinek, seorang penulis, pembicara, dan pemikir bisnis terkenal, dalam bukunya Start With Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action”. Namun dalam terjemahan konsep ini, akan dijelaskan dalam kegiatan Satpam secara internal dan eksternal, maksudnya individu, kelompok maupun perusahaan.
Golden Circle tersebut terdiri dari tiga lingkaran konsentris yang saling beririsan, berikut penjelasannya:
1. Why (Kenapa):
Coba bertanya kepada diri kita sendiri “mengapa menjadi Satpam” Tentunya mempunyai alasan yang kuat mengapa harus menjadi Satpam, karena alasan ini untuk membentuk karakter bahwa Satpam pekerjaan mulia dan menghasilkan uang yang halal “untuk kehidupan dan keluarga tercinta”.
Keyakinan menjadi seorang Satpam membuat Anda dihargai, karena secara tidak langsung akan mengangkat derajat individu Satpam itu sendiri dipercayai orang lain karena mempunyai pekerjaan walaupun sementara, kan tidak tahu juga 3-5 tahun kedepan “apakah nasib berubah menjadi lebih baik atau tetap menjadi Satpam”.
Kuatkan motivasi dari diri Satpam untuk mempunyai Cita-cita karena perjalanan hidup seseorang profesi Satpam “tidak ada yang tahu” tapi jangan merasa rendah karena semuanya mempunyai hak untuk bermimpi setinggi-tingginya, karena itu juga gratis dan tidak dilarang “Ayo Tetap Mimpimu”.
Tanamkan bahwa tujuan saya atau kita semua “menjadi Satpam” hanya sementara jangan terbelenggu berada di zona nyaman “Satpam” setidaknya bisa berkarir atau bisa belajar ke perguruan tinggi sebagai pondasi meskipun Satpam ada harapan dari kuliah “untuk memutuskan mata rantai kemiskinan”.
Jadi, WHY-nya harus ditemukan dan harus bisa di jawab oleh Satpam? Jangan bingung ketika ditanya mengapa ada disini dan kenapa bisa bertahan menjadi Satpam? Menjadi tanda tanya besar, kalau jawabanya “tidak tuntas atau mikirnya yang lama”.
2. How (Bagaimana):
Berbicara bagaimana “ini menjadi tanggung jawab Satpam itu sendiri” bangkit dari kegelisaan dan kegalauan menjadi Satpam. Contoh kecil, bagaimana mendapatkan gaji yang layak, bagaimana bisa promosi dan berkarir dari seorang Satpam, terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan Satpam.
Langkah-langkah rutinitas yang membuat Satpam berubah terutama dari hal yang kecil seperti tingkat “disiplin dan konsistensi” kehadiran di tempat kerja, penampilan yang menarik, dan lain sebagainya. Bagian kecil yang menjawab bagaimana untuk merubah diri menjadi lebih baik, bisa saja berhubungan dengan sikap dan perilaku, budaya kerja dan lain sebagainya.
Tindakan-tindakan kerja yang positif penuh tanggung jawab, loyalitas serta peduli terhadap situasi di lingkungan kerja, seperti memberikan senyum, salam, dan sapa, mengarahkan dan memberikan arah kepada customer dan lainnya. Ingat !!! Hal yang kecil akan berdampak lebih besar, jangan banyak perhitungan apalagi bisanya hanya bisa mengeluh.
Kembali kepada “Bagaimana” dengan Satpam konsisten dan fokus terhadap kegiatan rutinitas, meskipun hanya terlihat “duduk, berdiri, keliling” itu lah meningkatkan bagaimana-nya dan Satpam itu tidak disuruh membuat “meja dan kursi” tapi diminta agar tetap
“Stand by dan Siapa Siaga” di area kerja.
3. What (Apa):
Seorang Satpam dituntut juga harus memahami apa yang menjadi hasil dari pekerjaan Satpam itu sendiri? Seperti menciptakan rasa aman dan nyaman bagi customer internal dan eksternal, sehingga dari rangkaian “Golden Circle” lebih mudah dipahami selain “Why dan How” What juga menjadi dominan dalam hal “Ouput tugas dan Pekerjaan Satpam”.
Jangan sampai “Satpam” terlihat apatis, cuek dan terkesan masa bodoh” ini lah tantangan, karena seorang Satpam tidak memahami “Golden Circle” tersebut. Oleh sebab itu, seorang Satpam tetap harus belajar dalam banyak hal “dengan membaca buku tentang pekerjaan” atau bertanya dan diskusi dengan rekan atau komunitas, bisa membuat Satpam lebih hidup lagi dalam hal untuk mendukung pekerjaan.
Kemudian Satpam harus tahu dan memahami juga “Apa yang menjadi pondasi utama dalam Satpam” dan secara menyeluruh yang berkaitan dengan Satpam. Contohnya adalah Regulasi Satpam, Asosiasi Satpam, Komunitas Satpam, Kepolisian dan Aparat keamanan lainnya, Tugas pokok Satpam, Customer, sumber daya Satpam, dan lain sebagainya.
Inilah menjadi lingkaran yang panjang dalam mencapai pemahaman antara “Hasil dan Produk Satpam” yang akan diraih baik secara kualitas dan kuantitas yang berada di lingkungan Satpam. Dari Satpam hadir tempat kerja, kemudian melaksanakan tugas sebagai Satpam dan serah terima tugas selanjutnya kepada rekan Satpam lainnya.
Salam Golden Circle Satpam