PROFESI SATPAM | Dunia retail identik dengan keramaian keluar/masuknya customer yang berkunjung ke tempat retail tersebut. Terkadang tidak hanya sebagai pembeli, bisa juga sebagai mata-mata untuk melakukan tindakan kriminal di dalam lingkup dunia retail.
Kesadaran dari stakehokder internal terutama Satpam yang ada didalamnya, tentu bekerja sama dalam memperhatikan aset perusahaan baik yang bergerak maupun tidak bergerak. Karena pelaku kejahatan, persentasinya sangat tinggi munculnya dari karyawan atau orang dalam sebagai oknum yang terlibat tindak kejahatan.
Kecerdasan Satpam yang menjaga keamanan di retail, jangan mudah percaya terhadap siapapun yang berada di sekitar Anda? Karena pelaku kejahatan datangnya dari orang-orang sekitar yang tentunya melihat peluang dan kesempatan, ketika Satpamnya lengah dan menganggap semuanya aman “disitulah kejahatan akan muncul”.
Mengacu pada hilangnya inventaris yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pencurian, kesalahan administrasi, atau kerusakan barang. Ini bagian keteledoran oleh karyawan yang perlu dalam pengawasan Satpam dan dilaporkan kepada pimpinan, biar mempunyai sensitifitas terutama tindak kejahatan yang masif.
Satpam (Satuan Pengamanan) memiliki peran penting dalam mencegah shrinkage dengan menerapkan langkah-langkah proaktif dan reaktif. Itupun kalau di retailnya ada seorang Satpam, bagaimana sebaliknya apakah masih kondisi aman, coba bayangkan ada Satpam saja “belum tentu aman” jadi sederhananya Satpam harus siaga?
Beberapa penjelasan secara rinci yang akan membantu tindakan pencegahan shringkage di dalam dunia bisnis retail, yang akan diuraikan berdasarkan teori dan pengalaman penulis lainnya:
1. Pengawasan terhadap Pelanggan:
Mencegah Pencurian oleh Pelanggan (Shoplifting): Satpam bertugas mengawasi perilaku mencurigakan dari pelanggan, baik melalui sedang patroli di dalam toko maupun sedang monitoring CCTV. Kehadiran Satpam yang terlihat juga berfungsi sebagai pencegah (deterrent) terhadap tindakan pencurian.
Memantau aktivitas di area rawan, bagian
mengawasi area dengan barang bernilai tinggi atau mudah diambil, seperti produk elektronik, kosmetik, atau pakaian bermerek. Ini penting untuk di mapping terutama dari harga atau seberapa sering customer membeli barang-barang tersebut.
2. Pengawasan terhadap Karyawan:
Mencegah Pencurian Internal:
Satpam membantu mengawasi potensi pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, seperti penggelapan uang kas, pencurian barang, atau manipulasi stok. Nah, ini menjadi tantangan yang sering terjadi permainan atau kerja sama sesama stakeholder internal.
Mengawasi prosedur kerja,
memastikan karyawan mematuhi prosedur standar operasional (SOP), seperti penanganan barang keluar/masuk gudang atau transaksi kasir. Ini menjadi panduan, jika ada dikaski mencurigakan segera laporkan kepada pimpinan.
3. Pengendalian Akses:
Mengelola akses masuk dan keluar:
Satpam bertugas mengawasi akses ke area terbatas, seperti gudang, ruang kasir, dan pintu keluar toko. Hal ini untuk mencegah barang keluar tanpa otorisasi. Penting untul keliling area kerja dengan pengawasan secara detail dan tetap berkomunikasi kepada cutomer internal dan eksternal khusunya di ruang lingkup retail tersebut.
Memeriksa barang yang dibawa,
melakukan pemeriksaan terhadap barang yang dibawa keluar, baik oleh pelanggan maupun karyawan, untuk memastikan sesuai dengan bukti transaksi atau dokumen resmi. Ketegasan yang persuasif, menjadi tanggung jawab Satpam agar memastikan barang-barang yang keluar mempunyai bukti pembelanjaan atau keterangan lainnya.
4. Penggunaan Teknologi Keamanan:
Monitoring CCTV: Satpam mengawasi area toko melalui sistem pengawasan kamera untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau insiden yang dapat menyebabkan shrinkage. CCTV hanya sebagai pelengkap, jika Satpam kurang sensitif terhadap hal-hal kecil yang akan terjadi di lingkungan kerja.
Alarm dan sensor anti-pencurian,
memastikan alat keamanan seperti sensor pintu atau tag RFID berfungsi dengan baik dan menangani alarm jika terjadi pelanggaran. Maka dari itu, Satpam dalam kondisi dan situasi apapun tetap siaga untuk menghadapi kejadian atau permasalahan yang lebih besar.
5. Patroli dan Kehadiran Aktif:
Meningkatkan Visibility:
Kehadiran fisik Satpam di area penjualan, gudang, dan kasir menciptakan rasa aman dan nyaman terhadap semua stakeholder atau customer yang berada di bisnis retail. Pengawasan yang konsisten, akan mengurangi tindakan kriminal.
Satpam dituntut harus terlihat oleh banyak Customer, meskipun demikian harus mempunyai insting yang tajam terhadap potensi gangguan keamanan di tempat kerja khususnya di retail. Artinya tidak hanya Satpam yang hadir di tempat kerja, namun dibutuhkan juga kesadaran dan kepedulian untuk melakulan tindakan kejadian.
Dari uraian diatas, semoga bisa membantu secara komprehenahif terhadap shringkage di duni bisnia retail. Karena pada dasarnya, kejahatan muncul dari lingkungan sekitar, oleh sebab itu tetap waspada dan jangan percaya sama siapapun?
Salam Pencegahan
Salam Pengembangan
Salam Motivasi
Salam Kompetensi
Salam Renda hati